Pitocin vs Oxytocin
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Oxytocin adalah hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh wanita saat proses persalinan hingga bersalin. Hormon ini biasanya juga disebut sebagai hormon cinta, karena naik turunnya produksi hormon ini sangat dipengaruhi oleh kondisi emosionah Anda. Oxytocin befungsi untuk menghasilkan kontraksi yang kuat, tahan lama, sering, dan berpola dalam proses persalinan. Oxytocin dapat memicu tubuh untuk memproduksi beta-endorphins, yang 18 hingga 33 kali lebih kuat daripada morphin. Hal ini membuat oxytocin menjadi salah satu kunci melahirkan nyaman. Selain itu, oxytocin juga dapat membantu untuk menjalin ikatan dengan sang bayi dan menyusui. Namun, oxytocin hanya akan mengalir saat cervix sudah siap. Tepat sebelum bayi lahir, produksi oxytocin akan memuncak daam tubuh ibu, membanjiri sistemnya dengan hormon cinta.
Pitocin adalah bentuk sintetis dari oxytocin. Pitocin biasanya dimasukkan melalui infus IV untuk memulai kontraksi, mempercepat persalinan, atau mengurangi selang waktu antar kontraksi.Namun, berbeda dengan oxytocin yang merupakan hormon alami,
Banyak orang yang percaya bahwa induksi seperti Pitocin sangatlah aman dan mudah karena menganggap bahwa Pitocin hanyalah bentuk lain dari oxytocin. Namun pada kenyataanya, oxytocin dan Pitocin sangatlah berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pitocin dan oxytocin.
Ketika tubuh kita memproduksi oxytocin untuk memperkuat kontraksi, hormon ini dibagi menjadi 2 tipe sel yang berbeda. Sel yang besar (magnocellular neurons) mengalir ke aliran darah, dan sel yang kecil (parvocellular neurons) mengalir ke otak. Ketika oxytocin sampai ke otak, otak memerintah kelenjar pituitari untuk meningkatkan produksi beta-endorphin, yang merupakan cara alami tubuh kita untuk mengatasi rasa sakit. Inilah yang disebut dengan endorphin effect.
Sayangnya Pitocin tidak bekerja seperti itu. Ketika Pitocin dimasukkan ke tubuh melalui infus IV, hormon ini hanya mengalir ke aliran darah dan tidak ke otak. Hal ini menyebabkan otak tidak dapat mengirim pesan ke kelenjar pituari untuk memproduksi beta-endorphins. Dengan Pitocin, rasa sakit yang dirasakan sama atau bahkan lebih menyakitkan, namun salah satu sistem penahan rasa sakit tubuh yang terkuat tidak dapat bekerja.
Oxytocin dikeluarkan tubuh dalam suatu ritme alami yang berselang. Hal ini membuat rahim dapat beristirahat disela sela kontraksi namun tetap efektif. Namun, Pitocin tidak mempunyai ritme itu. Ketika Pitocin dimasukkan dalam tubuh, ia akan bekerja secara terus menerus, menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Hal ini mengurangi kemampuan plasenta untuk mengisi kembali persediaan oksigennya. Kontraksi yang terlalu intens ini juga dapat merangsang rahim secara berlebihan, sehingga membahayakan bayi dan memerlukan intervensi yang lain seperti operasi Caesar.
Tepat sebelum bayi lahir, produksi oxcytocin mencapai puncaknya, membanjiri sistem tubuh dengan hormon cinta. Memuncaknya hormon cinta ini mempunyai beberapa manfaat yang sayangnya tidak terjadi pada Pitocin.
Memuncaknya oxytocin dapat memicu terjadinya Ferguson Reflex, dimana bayi dapat lahir dengan mudah dan cepat tanpa ibu harus mengejan. Oxytocin juga akan memberi pesan kepada rahim untuk berkontraksi dan melepaskan plasenta, yangmana sangat diperlukan untuk menghindari pendarahan (Salah satu resiko Pitocin adalah terkadang, Pitocin dapat membuat rahim terlalu lelah sehingga tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga meningkatkan resiko wasir.). Selain itu, oxytocin di tubuh akan masih sangat tinggi di satu jam bertama setelah persalinan, hal ini dapat membantu ibu untuk menjalin ikatan dengan bayinya.
Jika “Flight and Fight response” dirangsang oleh hormon cortisol, oxytocin dapat merangsang terjadinya “Calm and Connection response” yang mana memberikan rasa kepercayaan, ikatan, penghilang stress, ketenangan, melunakkan serviks, dan membuka jalan lahir. Hal ini dikarenakan karena ketika oxytocin mengalir ke otak, hormon ini akan mengaktifkan “Calm and Connection response” (berasamaan dengan mengalirnya beta-endorphins untuk mengatasi rasa sakit) untuk membantu serviks untuk relaks dan membuka jalan lahir. Sehingga, ketika kontraksi mulai intens, Anda tau bahwa itu karena serviks Anda sudah siap.
Disisi lain, Pitocin tidak berkontribusi dalam melunakkan serviks sebelum kontraksi mulai intens, sehingga jika digunakan sebelum serviks siap, kemungkinan diperlukannya operasi caesar akan meningkat.
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan hormon oxytocin. Diantaranya adalah:
Seperti yang telah disebutkan di awal, hormon oxytocin dapat naik dan turun tergantung kondisi emosional Anda. Beberapa hal seperti tidak adanya dukungan, lingkungan yang asing, stress, emosi, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, dan cahaya yang terlalu terang dapat membuat menurunkan produksi hormon oxytocin.
Sumber:
https://www.mommypotamus.com/pitocin-vs-oxytocin-critical-differences-that-affect-labor/
https://www.mommypotamus.com/how-to-increase-oxytocin/
https://www.verywellfamily.com/ways-pitocin-is-different-than-oxytocin-2758958
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Apa itu pitocin dan oxytocin?
Oxytocin adalah hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh wanita saat proses persalinan hingga bersalin. Hormon ini biasanya juga disebut sebagai hormon cinta, karena naik turunnya produksi hormon ini sangat dipengaruhi oleh kondisi emosionah Anda. Oxytocin befungsi untuk menghasilkan kontraksi yang kuat, tahan lama, sering, dan berpola dalam proses persalinan. Oxytocin dapat memicu tubuh untuk memproduksi beta-endorphins, yang 18 hingga 33 kali lebih kuat daripada morphin. Hal ini membuat oxytocin menjadi salah satu kunci melahirkan nyaman. Selain itu, oxytocin juga dapat membantu untuk menjalin ikatan dengan sang bayi dan menyusui. Namun, oxytocin hanya akan mengalir saat cervix sudah siap. Tepat sebelum bayi lahir, produksi oxytocin akan memuncak daam tubuh ibu, membanjiri sistemnya dengan hormon cinta.
Pitocin adalah bentuk sintetis dari oxytocin. Pitocin biasanya dimasukkan melalui infus IV untuk memulai kontraksi, mempercepat persalinan, atau mengurangi selang waktu antar kontraksi.Namun, berbeda dengan oxytocin yang merupakan hormon alami,
Lalu apa perbedaan antara Pitocin dan oxytocin?
Banyak orang yang percaya bahwa induksi seperti Pitocin sangatlah aman dan mudah karena menganggap bahwa Pitocin hanyalah bentuk lain dari oxytocin. Namun pada kenyataanya, oxytocin dan Pitocin sangatlah berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pitocin dan oxytocin.
- Oxytocin merangsang terjadinya endorphin effect
Ketika tubuh kita memproduksi oxytocin untuk memperkuat kontraksi, hormon ini dibagi menjadi 2 tipe sel yang berbeda. Sel yang besar (magnocellular neurons) mengalir ke aliran darah, dan sel yang kecil (parvocellular neurons) mengalir ke otak. Ketika oxytocin sampai ke otak, otak memerintah kelenjar pituitari untuk meningkatkan produksi beta-endorphin, yang merupakan cara alami tubuh kita untuk mengatasi rasa sakit. Inilah yang disebut dengan endorphin effect.
Sayangnya Pitocin tidak bekerja seperti itu. Ketika Pitocin dimasukkan ke tubuh melalui infus IV, hormon ini hanya mengalir ke aliran darah dan tidak ke otak. Hal ini menyebabkan otak tidak dapat mengirim pesan ke kelenjar pituari untuk memproduksi beta-endorphins. Dengan Pitocin, rasa sakit yang dirasakan sama atau bahkan lebih menyakitkan, namun salah satu sistem penahan rasa sakit tubuh yang terkuat tidak dapat bekerja.
- Pitocin meningkatkatkan kemungkinan dibutuhkannya intervensi lain
Oxytocin dikeluarkan tubuh dalam suatu ritme alami yang berselang. Hal ini membuat rahim dapat beristirahat disela sela kontraksi namun tetap efektif. Namun, Pitocin tidak mempunyai ritme itu. Ketika Pitocin dimasukkan dalam tubuh, ia akan bekerja secara terus menerus, menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Hal ini mengurangi kemampuan plasenta untuk mengisi kembali persediaan oksigennya. Kontraksi yang terlalu intens ini juga dapat merangsang rahim secara berlebihan, sehingga membahayakan bayi dan memerlukan intervensi yang lain seperti operasi Caesar.
- Puncak Oxytocin
Tepat sebelum bayi lahir, produksi oxcytocin mencapai puncaknya, membanjiri sistem tubuh dengan hormon cinta. Memuncaknya hormon cinta ini mempunyai beberapa manfaat yang sayangnya tidak terjadi pada Pitocin.
Memuncaknya oxytocin dapat memicu terjadinya Ferguson Reflex, dimana bayi dapat lahir dengan mudah dan cepat tanpa ibu harus mengejan. Oxytocin juga akan memberi pesan kepada rahim untuk berkontraksi dan melepaskan plasenta, yangmana sangat diperlukan untuk menghindari pendarahan (Salah satu resiko Pitocin adalah terkadang, Pitocin dapat membuat rahim terlalu lelah sehingga tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga meningkatkan resiko wasir.). Selain itu, oxytocin di tubuh akan masih sangat tinggi di satu jam bertama setelah persalinan, hal ini dapat membantu ibu untuk menjalin ikatan dengan bayinya.
- Oxytocin haya akan keluar jika serviks sudah siap
Jika “Flight and Fight response” dirangsang oleh hormon cortisol, oxytocin dapat merangsang terjadinya “Calm and Connection response” yang mana memberikan rasa kepercayaan, ikatan, penghilang stress, ketenangan, melunakkan serviks, dan membuka jalan lahir. Hal ini dikarenakan karena ketika oxytocin mengalir ke otak, hormon ini akan mengaktifkan “Calm and Connection response” (berasamaan dengan mengalirnya beta-endorphins untuk mengatasi rasa sakit) untuk membantu serviks untuk relaks dan membuka jalan lahir. Sehingga, ketika kontraksi mulai intens, Anda tau bahwa itu karena serviks Anda sudah siap.
Disisi lain, Pitocin tidak berkontribusi dalam melunakkan serviks sebelum kontraksi mulai intens, sehingga jika digunakan sebelum serviks siap, kemungkinan diperlukannya operasi caesar akan meningkat.
Lalu bagaimana cara meningkatkan hormon oxytocin?
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan hormon oxytocin. Diantaranya adalah:
- Makan dan minum yang cukup
- Lingkungan yang nyaman
- Menghindari intervensi yang tidak perlu
- Rangsangan putting susu
- Pijat
- Ciuman dan hubungan seksual
- Kontak fisik dengan bayi Anda setelah melahirkan
- Menyusui
- Berolahraga
- Memeluk anak atau binatang peliharaan Anda
- Melakukan hal hal yang membuat Anda bahagia
Seperti yang telah disebutkan di awal, hormon oxytocin dapat naik dan turun tergantung kondisi emosional Anda. Beberapa hal seperti tidak adanya dukungan, lingkungan yang asing, stress, emosi, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, dan cahaya yang terlalu terang dapat membuat menurunkan produksi hormon oxytocin.
Sumber:
https://www.mommypotamus.com/pitocin-vs-oxytocin-critical-differences-that-affect-labor/
https://www.mommypotamus.com/how-to-increase-oxytocin/
https://www.verywellfamily.com/ways-pitocin-is-different-than-oxytocin-2758958
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.