Akibat Diabetes, Mus Mulyadi Sempat Alami Kebutaan Sebelum Meninggal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

mus-mulyadi-doktersehat
Photo Source: Instagram.com/Sahal Fadhli

DokterSehat.Com– Legenda keroncong Indonesia Mus Muyadi dikabarkan meninggal dunia hari ini, Kamis, 11 April 2019. Kabar ini diungkap oleh putra Mus, Erick Haryadi. Saat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Mus mengembuskan napasnya yang terakhir pukul 09.08 WIB.

Diabetes Jadi Penyebab Mus Mulyadi Meninggal Dunia

Erick menyebut Mus Mulyadi dilarikan ke rumah sakit karena kadar gula darahnya meningkat tak terkendali. Setelah mendapatkan perawatan, pria berusia 73 tahun yang terkenal dengan lagu “Jembatan Merah” ini sempat membaik. Kadar gula darahnya juga menurun dengan signifikan. Hanya saja, setelah mengonsumsi sarapan pagi, Mus justru meninggal dunia.

Menurut keluarganya, Mus sudah mengidap diabetes sejak 12 tahun silam. Berdasarkan sebuah acara infotainment yang tayang pada 2016, diketahui bahwa penyebab utama diabetes yang diderita Mus adalah kebiasaan makannya yang tidak sehat.

“Dulu memang tidak menjaga asupan makanan. Sering makan jeroan, makanan berlemak, dan gorengan,” ucap Mus di acara televisi tersebut.

Diabetes yang diderita Mus bahkan sampai membuatnya terkena kebutaan sejak 2009 lalu.

Kenapa Diabetes Bisa Menyebabkan Kebutaan?

Pakar kesehatan menyebut kasus kebutaan yang dipicu oleh diabetes ternyata menyerang 30 persen dari total penderita penyakit ini. Kondisi ini disebabkan oleh komplikasi microvaskuler atau komplikasi pada pembuluh darah kecil yang memang bisa menyebabkan gangguan saraf dan organ-organ tubuh seperti mata. Dampaknya bagi organ penglihatan ini adalah munculnya retinopati diabetik dan katarak.

Data yang dikeluarkan oleh Diabetes News Journal menghasilkan fakta bahwa peningkatan kadar gula darah akan membuat pembuluh darah kehilangan kelenturannya, meningkatkan tekanan darah, sekaligus membuat pembuluh darah rusak. Kadar gula darah yang sangat tinggi bisa merusak pembuluh darah kecil yang ada di retina mata. Jika sampai hal ini terjadi, pembuluh darah ini bisa membengkak atau bahkan bocor. Hal inilah yang akhirnya membuat penglihatan menjadi kabur atau yang disebut sebagai retinopati diabetik.

Berikut adalah beberapa gejala retinopati diabetik yang patut untuk diwaspadai

  • Munculnya bintik-bintik mengambang pada penglihatan
  • Pandangan kabur
  • Munculnya titik yang gelap atau adanya kekosongan pada penglihatan
  • Sulit melihat di waktu atau tempat dengan cahaya yang gelap seperti di malam hari

Pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes untuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatannya secara rutin, menjalani diet yang sehat, berolahraga secara teratur, rajin minum obat, tidak merokok dan minum alkohol, serta mengendalikan tekanan darahnya demi mencegah kebutaan.

Alasan Penyakit Diabetes Menyebabkan Kematian

Selain kebutaan, ada komplikasi lain yang bisa dialami oleh penderita seperti penyakit saraf, kerusakan ginjal, amputasi, proteinuria, hingga gangguan organ kardiovaskular. Berbagai kondisi ini bisa menyebabkan kematian.

Organisasi kesehatan dunia WHO menyebut pada tahun 2012 lalu ada 1,5 juta pasien diabetes yang meninggal dunia akibat diabetes. Mereka mengalami komplikasi yang disebabkan oleh kondisinya yang tidak terkendali.

Sebagai contoh, penderita diabetes rentan mengalami aritmia, kondisi yang membuat denyut jantung menjadi tidak teratur. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka jantung akan lambat laun mengalami kerusakan dan akhirnya tidak lagi bisa berfungsi. Hal ini akan menyebabkan gagal jantung dan stroke yang mematikan.

Penderita diabetes juga bisa mengalami kekacauan kadar gula darah tubuh seperti hiperglikemia atau hipoglikemia. Hiperglikemia membuat kadar gula darah naik tak terkendali. Sebaliknya, hipoglikemia justru membuat kadar gula darah jatuh hingga di bawah normal. Kedua masalah kesehatan ini bisa saja menyebabkan stroke, mati otak, dan kematian.

Selain itu, kerusakan pada pembuluh darah juga bisa membuat ginjal mengalami kerusakan. Padahal, jika sampai ginjal rusak, tubuh tidak akan mampu menyaring berbagai racun dan zat sisa yang akhirnya bisa membuat kondisi tubuh semakin memburuk atau memicu kematian.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.